Saturday, April 17, 2021

Resensi Buku Sejarah Kebudayaan Islam : “Mengungkap Fakta-Fakta Masuknya Islam Ke Indonesia”

 

Resensi Buku Sejarah Kebudayaan Islam

“Mengungkap Fakta-Fakta Masuknya Islam Ke Indonesia”

Judul Buku                : Sekitar Masuknya Islam Ke

  Indonesia

Penulis                        : Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh

Tanggal Terbit           : 30 April 1971

Penerbit                      : CV. Ramadhani

Cetakan                      : Pertama

Kota Terbit                : Solo

Tebal Halaman          : 52 halaman

Pendahuluan

            Jika membicarakan tentang awal mula masuknya agama Islam ke indonesia perlu dilakukan kajian dan pemahaman yang sangat mendalam untuk mendapatkan informasi yang paling ilmiah dan dekat akan sebuah kebenaran. Karena, banyak sekali sumber sejarah yang menerangkanya. Mengenai awal mula masuknya Islam ke Indonesia dengan sendirinya kita akan di arahkan mengkaji tentang Perlak dan Pasai. Tanpa disadari juga telah menyinggung Aceh, sedangkan sejarah Aceh belum di tulis orang dalam artiang lengkap. Apalagi sebagai hasil penyelidikan dan perbandingan pendapat ilmu pengetahuan dan perbandingan pendapat ilmu pengetahuan dalam kitab-kitab sejarah. Buku yang berjudul Sekitar Masuknya Islam Ke Indonesia karya Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh menjelaskan tentang awal mula masuknya Islam ke Indonesia. Terdiri dari 6 pembahasan yaitu: 1). Pendahuluan, 2). Sumber Barat, 3). Sumber Timur, 4). Dimana Islam Datang Mula-mula, 5). Siapa Pembawa Islam Pertama dan Dari Mana dan 6). Mazhab Apa Masuk Mula-mula ke Aceh.

Ulasan Buku

1. Pendahuluan

Pada bagian pertama, Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh  dalam Buku ini menjelaskan tentang latar belakang awal mula masuknya agama islam di indonesia, atau lebih ke fakta-fakta tentang awal pertama masuknya agama islam ke indonesia. Saat ini baru ada dua sumber yang terpenting dalam mengungkap sejarah ialah sumber Barat dan kedua sumber Timur. Umumnya yang pertama berasal dari Marco Polo dan sumber kedua dari Ibnu Battutah. Kedua-duanya pelaut dan ahli sejarah yang pernah mengunjungi Sumatera Utara dan mereka mengungkpakan dalam kitab perjalananya bahwa islam masuk ke indonesia pertama-tama ke Perlak dan Pasai.

            Dr. Snouck Hurgronye menceritakan dalam bukunya “De Islam in Nederlandsch-Indie” seri II, No. 9 dari “Groote Godsdiensten” bahwasanya secara singkat masuknya Islam ke Indonesia dengan secara tenang masuk ke pulau-pulau Indonesia dan sekitarnya di pesisir-pesisir Sumatera, Jawa, Borneo dan Selebes. Dibawa oleh saudagar Islam yang hendak memperoleh tempat tinggal baru dan dibantu oleh anak negeri yang sudah mesuk Islam sehingga sebagian masuk ke pedalaman untuk menyiarkan dakwah  bai secara damai maupun menggunakan kekerasan. Batu nisan, catatan yang di tinggalkan Marco Polo begitu juga kisah perjalanan Ibn Batutah menguatkan cerita-cerita lama di kalangan anak negeri dan membuktikan bahwa ada sebuah kerajaan Islam di Sumatera Utara, bernama Pasai.

            Selain itu ada pendapat dari penulis barat bahwa jauh sebelum islam lahir sudah datang orang-orang Hindustan yang mencari tempat tinggal (kolonialisasi) yang mungkin saja orang ini yang memperkenalkan islam pertama kali di indonesia namun belum memperlihatkan pengaruh akan sebuah keyakinan baru. Semua kejadian tersebut menunjukan bahwa Islam di Indonesia tidak di terima langsung dari orang arab. Perhubungan mereka mulai ada sejak abad ke VII dimana orang-orang Indonesia naik haji dan belajar disana dikenal sebagai masyarakat “jawa” yang tidak sedikit jumlahnya. Orang-orang inilah yang boleh dianggap mula-mula mempelajari Islam pada sumber daerah tempat lahirnya Nabi Muhammad kemudian pulang ke indonesia dan membuka tantangan terhadap ajaran-ajaran dan cara berfikir mengenai Islam.

2. Sumber Barat

            Bagian kedua buku ini menjelaskan tentang Sumber Barat, Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh mengungkapkan tentang ungkapan yang di sampaikan oleh Dr. B.J.O. Schrieke dalam kitabnya "Het Boek van Bonang (Diss Leiden, 1916) yang menyimpulkan kembali catatan Marco Polo, bahwa islam pertama ke indonesia tahun 1292. Marco Polo  menceritakan dalam perjananaya didapati kerjaan kecil Ferlec yang dikuasai oleh agama islam. Nama perlak juga di sebutkan dalam buku lain, diantaranya Sejarah Melayu, Hikayat raja-raja Pasei, Negarakertagama, dan terdapat juga dalam kisah expedisi Tionghoa ke Jawa tahun 1292/1293.

            Sebagaimana kita ketahui Aceh pernah mengalami zaman penjajahan Hindu. K.F.H. Van Langen dalam bukunya De Inrichting van het Atjehsche Staatsbestuur" ('s-Gravenhage, 1888), Menyebutkan orang-orang Hindu itu datang berlabuh di sungai aceh, Cedah atau Kuala Bate yang dinamakan pulau Seroja. Setelah masa Hindu datanglah periode kedua yaitu kedatangan Islam pada abad ke XIII. Disebutkan bahwa ada orang laki-laki dari mekkah bernama Syech Ismail yang menyebarkan agama islam di Pase dan mengislamkan raja Pase. termuat dalam karangan Prof. Dr. Vet h, yang bernama Atchin, hal 28. Hingga habislah pengaruh Hindu di Aceh. Keberhasilan Islam beralih ke Pidie (1509) yang disebut “Sumatra”. Disebutkan bahwa  Ali Boghayat Syah ialah Sultan Aceh yang berusaha giat untuk penyiaran Islam yang selanjutnya digantikan oleh anaknya Sultan Salahudin dan menjadi kerajaan yang kuat.

            Demikian catatan dari pengarang Barat yang menerangkan bahwa islam mula-mula datang dari Perlak, Pase dan berkembang di aceh yang berdiri di atas kehancuran Lamori Hindu. Namun belum diketahui dengan pasti waktunya. Sebagaimana dikatakan Prof. Schrieke sampai tahun 1913 sejarah Samudra Pase masih gelap. Penyelidikan pernah dilakuka  oleh J.P. Moquette di aceh mengenai kuburan-kuburan lama dan batu nisan raja-raja islam. Seperti Malikul Saleh yang diketahui wafat dalam tahun 1297 M. Namun hal ini mendapat beberapa pertentangan oleh beberapa penyidik sejarah Aceh   Dr. B.J.O Schrieke, mungkin juga oleh Dr. Hussein Jayaningrat, berasal dari Gerini, dikuatkan oleh Moquette, bahwa Samudra Pase sudah masuk Islam sejak tahun 1270-1275. Yang masih memegang kepada keterangan Marco Polo 1292. Yaitu bahwa yang mula-mula membawa agama Islam ke Sumatera adalah pedagang dari India, juga bersumber dari pengarang-pengarang Barat.

3. Sumber Timur

            Bagian ketiga dari buku karya Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh, menjelaskan tentang Sumber Timur. Salah satu kitab karangan Dr. Nageeb Saleeby bernama "Studies in Moro History" yang meskipun dalam karangannya itu banyak menceritakan tentang adat-istiadat bangsa Moro dan agamanya, banyak bahan-bahan yang perlu bagi kita untuk menetapkan tahun-tahun masuknya Islam ke Indonesia. Isi karangan ini banyak dibicarakan oleh seorang alim Sayed Alwi Tahir Al-Haddad. Ia menceritakan bahwa perkembangan Islam di Timur Jauh mula-mula dikembangkan oleh Syarif Muhammad bin Ali Zainul Abidin, di Mindanau Utara terkenal sebagai Pulangi. Al Haddad menerangkan, bahwa pembawa Islam itu ada hubungan keturunan dengan Ali Zainal Abidin, cucu Nabi Muhammad yang berangkat dari Hadramaut (Arab Selatan) ke Johor di Semenanjung Melayu. Juga Syarif Abu Bakar (1450-1480) yang turut menyiarkan agama ke Sulu konon berasal dari anak cucu Zainal Abidin juga. Penyiar Islam pertama di Mangindanau mungkin Ibrahin Zainuddin Al Akbar, sedang Syarif Makdum atau Makdum Ishak dianggap termasuk orang yang pertama membawa agama Islam ke pulau-pulau sebelah Timur.

            "Banyak orang mengatakan bahwa Islam datang ke Sumatera di sekitar tahun 1270-1275 (670-674 H.) padahal Islam tersiar di sana pada tahun 1200 (597 H.) menurut tulisan-tulisan yang terdapat pada nisan-nisan di kuburan-kuburan". Seperti kuburan Al-Malik Al-Kamil ia meninggalkan dunia pada hari Ahad tanggal 7 Jumadil Awal 607 H. (1210 M). Serta banyak bukti-bukti kuburan lain seperti Al-Malik As-Saleh, Sultan Muhammad Al-Zahir, Ali Zainal Abidin dan saudaranya Johan Parabu. Salah satu contohnya tulisan pada pada kuburannya kata-kata yang terjemahannya adalah kira-kira sebagai berikut :"Inilah kuburan almarhum al-maghfur, orang yang bertaqwa, penasehat, yang mempunyai keturunan dan kebesaran nenek moyang yang berasal baik atau murah hati, ahli ibadat, perintis, Sultan yang bergelar Al-Malik As-Saleh." Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh pada pembahasan sumber timur ini banyak mengutip dari kitab Al-Haddat.

4. Dimana Islam Datang Mula-mula

            Selanjutnya Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh pada bagian keempat menerangkan tentang Dimana Islam Datang Mula-mula. Sampai saat ini blum ada bukti atau bahan yang sah bahwa Iebih dulu dikunjungi Islam selain Perlak dan Pasai. Berdasarkan perjalanan marcopolo 1292 dalam kitabnya tertulis Ferlac (Perlak) sebagai pelabuhan pertama yang dikunjunginya ia menceritakan bahwa kerjaaan tersebut banyak dikunjungi pedagang Islam hingga dapat mengislamkan penduduk asli. Dari perlak kemudian ke “Basma” yang belum diketahui letaknya. Dengan demikian dapat kita ambil kesimpulan bahwa di Perlak dan Pase inilah Islam mula-mula masuk di Indonesia, sepanjang yang dapat diberitakan oleh kitab-kitab sejarah yang pernah ditulis sekitar masa kemajuan kedua kerajaan Perlak dan Pase itu.

            Pernah orang mengemukakan, bahwa Islam sudah lebih dulu masuk ke Baros. Namun ihal itu tidak mungkin dan belum pernah ada keterangan yang menceritakaan hal tersebut. Hanya ada satu dongeng, yang termuat dalam "Sejarah Melayu", juga dalam "Hikayat Raja-raja Pase" tentang kedatangan nakoda Syech Ismail yang datang dari Mekkah sengaja menuju ke Sumatera untuk meng Islamkan Marah Silu, yang kemudian bernama Malikul Saleh sebagai raja pertama di Pase. Konon permulaan tiba di Sumatera lalu rombongan singgah di Barus dan meng-Islamkan penduduk di sana. Kemudian singgah di Lamuri dan meng-Islamkan penduduk tersebut. Seterusnya Perlak, dan kemudian barulah tiba di Pase dan bertemu dengan raja. Sesudah mengembangkan Islam seperlunya, Syeich Ismail pun pulang ke Mekkah kembali. (Mohammad Said, Aceh sepanjang abad I, Medan 1961, hal 38). Namun menurut Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh pendapat tersebut banyak keraguan dan bnayak mendatangkan kekhawatiran. Seperti mislanya kalau-kalau nama "Barus" ini dicampur adukkan dengan nama "Baros", nama seorang pengarang sejarah Chilia, D.A. Barros (1830-1907), yang banyak juga disebut-sebut dalam sejarah mengenai kedatangan orang Barat di Timur, di antara lain dalam kitab Dr. Stapel dan B.J.O. Schrieke.

5. Siapa Pembawa Islam Pertama dan Dari Mana

            Dalam buku Sekitar Masuknya Islam Ke Indonesia karya Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh  pada bagian kelima membahas mengenai Siapa Pembawa Islam dan Dari Mana?. Menurut beliau ini merupakan pembahan yang pelik dan rumit. Belanda menyebutkan bahwa orang yang pertaman membawa islam ke indonesia berasal dari Gujarat, India. Dengan 6 alasan yang kuat, seperti diantaranya adanya hubungan daganag orang-orang Hindu dengan orang indonesia sebelum memeluk agam islam dan  batu-batu nisan dari kuburan-kuburan terpenting di Indonesia adalah bikinan, mempunyai ukiran dan dimasukkan dari Gujarat. Namun, menurut Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh tidak semua penyiar agama Islam di Indonesia berasal dari saudagar Gujarat,  karena ada juga mubaligh, dan ada juga dari bangsa Arab ynag menyiarkan agam Islam di Indonesia.

            Menurut Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh dengan adanya permusuhan Bani Hasyim dengan Bani Umayyah sehingga menyebabkan golongan Alawiyin menyingkir ke Timur Jauh. Bacalah kembali kitab Al-Haddad "Sejarah Perkembangan Islam di Timur Jauh." Dengan demikian Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh menyebutkan  ternyata belanda kurang memperhatikan bacaan dari orang Arab sendiri. Keculai kitab Jbn Batuttah, karena karangan ini sudah banyak diterjemah orang dalam beberapa bahasa Eropah. Kitab-kitab Al-Mas'udi, seperti "Murujuz Zahab", karangan Yaqur Al-Hamawi "Al-Mu'jam", karangan Anuari, seperti "Nihayatul Arab" dan lain-lain yang belum diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa.

            H.M. Zainuddin dalam kitab "Tarikh Aceh" (Medan, 1961) telah mencatat sebagai orang Islam pertama datang ke Aceh Zahid, komandan dari suatu Armada Persia, yang terdiri dari 33 buah kapal, dalam perjalanan ke Tiongkok, singgah kepada beberapa negeri, seperti Malaya, Kedah, Siam, Kamboja, Annam, Jawa, Brunai, Makassar, Kalimantan, Maluku, dan beberapa buah dari pada kapal itu singgah di pesisir tanah Aceh (Andalas Utara) dalam abad yang pertama Islam (tahun 82 H = 717 M.). Kemudian ada daftar oleh Tengku M. Yunus Ismail mengenai raja-raja Perlak yang sangat menarik dan sudah mendekati kepuasan ilmiah. Dalam tahun 420 H. = 1028 M. sebuah kapal orang Gujarat telah datang lagi ke Perlak, di utara Sumatera, yang ditumpangi oleh saudagar-saudagar Arab dan India : yang dijumpai di Perlak seorang Mohrat (Meurah), yaitu Maharja. Salah seorang Arab dari turunan Quraisy.suku Sayid telah dapat kawin dengan seorang puteri Perlak sampai memperoleh anak dan turunannya di situ. Kira-kira 50 tahun kemudian dari itu, terdirilah sultanat Perlak pada tahun kurang lebih 470 H. = 1078 M. Sudah di cocokan dengan batu nisan kuburan raja, namun sumber yang di sebutkan belum menyebutkan letak halaman melainkan hanya menyebutkan nama-nama kitab bahasa arab seperti yaitu Tajul Hindi, karangan Bahruri Syahriar, Mamlikil Absar fi Mamalikil Amsar, karangan Fadlullah Al-Umri dan lain-lain. Salah satu upaya terbaik adalah dengan memeriksa kuburan seeperti yang pernah dilakukan Controleur Lho Seumawe Scheffer bersama dengan Syeikh Muhammad Al-Katali juga menunjukkan hasil-hasil yang baru.

6. Mazhab Apa Masuk Mula-mula ke Aceh

            Pembahasan terakhir buku Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh adalah mengenai Mazhab yang mula-mula masuk ke Aceh. Dijelasakn bahwa Ibnu Batutah tatkala dia menemui Malikuzh Zhahir, ia menceriterakan bahwa raja itu dikelilingi oleh orang-orang besar dalam bidang hukum, seperti Syarif Amir Sayyid Asy-Syirazi dan Tajuddin Al-Ashfahani dan lain-lain ulama-ulama dan fuqaha. Ia menceritakan bahwa Sultan Malikuzh Zhahir itu seorang Islam yang bermazhab Syafi'i. Sehingga dapat di ambil kesimpulan bahwa Islam yang masuk ke Perlak dan Pase itu tak dapat tidak dalam zaman Malikuzh Zhahir dalam mazhab Syafi'i. Sebelumnya belum tentu dalam mazhab Syafi'i.

            Namun, ada juga sumber lain yang menyebutkan bahwa Islam ke Aceh Besar itu dalam bentuk mazhab Syi'ah dan Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh dalam bukunya juga meyakini di buktikan dengan argumentasi yang jelas dan dapat di pahami seperti Umumnya daerah Arab selatan sangat dipengarui oleh Zaydiyah salam satu mazhab Syi'ah yang sampai sekarang masih berkembang dalam sebagian Hadramaut dan Yaman, dari mana banyak orang-orang Arab datang ke Indonesia. Selian itu Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh juga menjelaskan bahwa di daerah tempat tinggalnya ada beberapa orang yang bermazhab Syi’ah dimana ada kuburan Tengku Anjong yang merupakan seorang Syadid dari suku Bilfatik. Ia meninggal menurut Dr. C. Snouck Hurgronye dalam tahun 1783 M.

            Dalam bukunya Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh dalam bukunya ini menjelaskan dengan panjang dan teliti banyak sekali referensi di dalamnya. Karena mengenai mazhab apa yang mula mula masuk ke aceh ini sukar untuk di simpulkan. Antara mazhab Syi’ah dan Ahli Sunnah wal Jama'ah memiliki bukti dan sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Sehingga dapat disimpulkan Di antara mazhab pertama dipeluk di Aceh ialah Syi'ah dan Syafi'i.

            Kekurangan, buku karya Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh masih memiliki beberapa kekurangan, seperti: masih terdapat kekeliruan dalam penulisannya. Penulis juga mendapatkan beberapa kalimat yang kurang efektif di dalam buku ini, menyebabkan pembaca kesulitan untuk memahami teks tersebut. Selain itu Prof. Dr. H. Aboebakar Aceh dalam bukunya kurang begitu jelas dalam menyimpulkan setiap akhir pembahasan yang menyebabkan pembaca kesulitan dalam mengambil kesimpulan dari buku tersebut.

            Kelebihan, buku ini memberikan pengetahuan yang sangat penting, terkandung penjelasan yang menarik tentang awal mula masuknya Islam ke Indonesia. Disajikan secara runtut sehingga dapat mengantar pembaca berpikir secara sistematis. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh pembaca sehingga mempermudah pembaca dalam memahami maksud isi buku. Bermanfaat membantu para mahasiswa dan dosen dalam perkuliahan. Kemudian, pembaca dari luar kalangan akademis buku tersebut juga sangat berguna terutama untuk menyelami dan memperluas wawasan tentang awal mula masuknya Islam ke Indonesia. Dapat menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi diperguruan tinggi, terutama untuk mengungkap sejarah awal mula masuknya Islam ke Indonesia.

No comments:

Post a Comment

Cerdik Edukasi

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PROSES ISLAMISASI DESA SUKAHURIP KEC. PAMARICAN KAB. CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT

  SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PROSES ISLAMISASI DESA SUKAHURIP KEC. PAMARICAN KAB. CIAMIS   PROVINSI JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN A....