Bonus demografi secara sederhana dapat di pahami sebagai fenomena ketika jumlah penduduk usia produktif lebih banyak dari pada usia non produktif. Usia produktif yaitu antara 15 – 64 tahun. Fenomena bonus demografi hanya akan dialami 1 (satu) kali oleh setiap negara. Di Indonesia sendiri fenomena Bonus demografi akan terjadi mulai dari tahun 2030 sampai 2040 dan akan mencapai puncaknya pada tahun 2045 yaitu ketika 100 tahun idonesia merdeka. Pada saat itu, diprediksi penduduk indonesia mencapai 340 juta orang. Dengan 180 juta ada pada usia produktif yaitu antara 15-64 tahun atau sekitar 60% - 80%.
Adanaya bonus demografi bagi bangsa indonesia, mendatangkan sebuah pertanyaan apakah hal tersebut akan membawa kejayaan bagi bangsa indonesia? Seperti halnya pisau yang bermata dua, di satu sisi dapat bermanfaat dan di sisi lain juga dapat membawa dampak yang berbahaya. Bonus demografi akan menjadi peluang apabila usia produktif benar-benar produktif, kreatif dan inovatif serta dapat menghasilkan sesuatu. Tidak hanya diam di tempat, namun terus bergerak seperti halnya sepeda yang terus bergerak untuk tetap berdiri agar tidak jatuh. Indonesia akan mengalami kejayaan apabila mampu memanfaatlkan peluang ini dengan sebaik mungkin. Di sisi lain Bonus Demografi dapat menjadi malapetaka jika sebaliknya, dengan banyaknya usia produktif namun penduduknya tidak inovatif tidak produktif banyak yang sakit dan banyak yang menganggur karena lapangan pekerjaan yang sedikit.
Dalam menghadapi fenomena Bonus Demografi tentunya Indonesia memiliki tantangan yang harus di hadapi. Momen Bonus demografi akan menyebabkan kenaikan jumlah angkatan kerja yang potensial. Namun kondisi tersebut tidak memberikan dampak yang signifikan apabila negara tidak melakukan investasi pada sumber daya manusianya (SDM). Pengangguran masal bisa terjadi dan akan menambah beban negara karena angkatan kerja yang tinggi dan lapangan pekerjaan yang sedikit. Modal utama pembangunan bangsa adalah SDM yang berkulaitas melalui pengembangn human capital.
Faktanya menurut mantan presiden bangsa Indoensia B.J. Habibie, bangsa indoensia dalah bangsa yang bermental kasir dengan “penyakit orientasi” di dalamnya. Lebih mengandalkan SDA dari pada SDM, lebih mengutamakan Citra dari pada kerja nyata, menyukai jalan pintas seperti: korupsi, kolusi dan penyelewengan dan lain-lain. Sehingga menyebabkan indonesia terlihat kerdil di walaupun negara yang besar. Terlihat miskin walau SDA banyak. Terlihat terjajah walau sudah merdeka, terlihat buruk walau indah. Terlihat kuat tapi lemah. Serta masih banyak julukan-julukan yang kurang baik bagi bangsa indonesia.
Sebagai warga negara yang akan terlibat dalam fenomena tersebut sudah seharusnya sebagai mahasiswa mampu meningkatkan SDM-nya. Baik yang soft skills dan hard skills tidak hanya pintar namun juga harus memiliki etika semangat kerja yang tinggi. Harus bisa menghargai diri sendiri dan menghargai orang lain. Contohnya dari hal kecil ketika kerja kelompok belajar, terkadang ada yang hanya numpang nama namun tidak mau berusaha dan kerja sama. Hal demikian juga tidak menutup kemungkinan akan terjadi di lingkungan perusahaan. Tentu, akan berdampak buruk terhadap citra di mata orang lain.
Dalam menghadapi bonus demografi yang merupakan peluang sekaligus tantangan, sudah seharusnya kita keras terhadap diri sendiri. Bilang STOP terhadap sesuatu yang yang sekiranya kurang produktif dan berdampak negatif. Mulai dengan semangat, tentukan arah dan tujuan masa depan. Kita harus mampu merefleksi diri, mau jadi apa?, serta karir apa yang akan kita gapai?. Tentukan dari sekarang kejar cita-cita tersebut dan usahakan dengan sebik mungkin. Perbanyak pengalaman ikuti organisasi-organisai yang ada di lingkungan kampus atau komunitas-komunitas yang dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan pola fikir kita. Karena di dalam organisasi kita akan lebih terlatih dan terbiasa dengan masalah-masalah riil yang tidak akan di dapatkan di dalam kelas perkuliahan.
Dengan demikian, apabila kita mampu merefleksi diri kita dan memposisikan diri kita sebaik mungkin agar menajdi pribadi yang produktif dan inovatif, sehingga bonus demografi akan menjadi peluang untuk bangsa yang lebih baik dan bangsa yang akan mencapai kejayaan.
No comments:
Post a Comment